Rokok Elektronik cara "bahaya" untuk berhenti merokok
By Unknown 12.01 Gaya hidup , kanker
Berhenti merokok tidak semudah membalikkan telapak tangan, rokok adalah candu. Para ahli setuju bahwa keputusan untuk berhenti merokok diambil saat perokok benar-benar merasakan keinginan adanya perubahan. Baik karena dorongan perokok atau lingkungan akan terancam bahaya yang ditimbulkan.
Ada sebagian orang memilih untuk menggunakan cara-cara tertentu pada masa peralihan hingga mereka benar-benar bisa melepaskan rokok.
Salah satu cara yang saat ini tengah populer baik di negara-negara maju maupun di Indonesia adalah dengan menggunakan rokok elektronik. Namun, cara ini juga masih menuai kontroversi karena bahayanya tidak jauh berbeda dengan rokok konvensional.
Seperti diketahui, rokok elektrik adalah sejenis rokok yang menggunakan tenaga listrik untuk pembakaran zat-zat didalamnya. Rokok elektrik diciptakan pertama kali oleh seorang farmasis di Tiongkok. Rokok tersebut menjadi sangat sangat populer, terutama dikalangan perokok baru dan mereka yang sedang mencoba untuk mengurangi risiko dari rokok konvensional.
Perangkat ini menjadi sangat populer sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 2005. Beberapa negara di Eropa bahkan sempat menyarankan perokok untuk beralih menggunakan rokok elektrik, bersamaan dengan dimulainya pelarangan merokok di ruang publik.
Menurut dokter spesialis paru dari RS Persahabatan, Agus Dwi Susanto, rokok elektronik bisa dikatakan merupakan cara "bahaya" untuk berhenti merokok. Ini karena rokok tersebut memiliki bahaya yang hampir sama dengan rokok konvensional, baik dari kandungan nikotin maupun senyawa-senyawa kimia lainnya.
Meskipun pada awalnya rokok elektronik diklaim efektif membantu orang berhenti merokok, tetapi kini penggunaannya tidak direkomendasikan. Setelah melewati sejumlah evaluasi, rokok elektronik memiliki beberapa bahaya, antara lain sebagai berikut.
1. Sering disalahgunakan
Agus mengatakan, bila digunakan secara benar, rokok elektronik memang bisa menjadi cara peralihan untuk berhenti merokok. Di sisi lain, rokok elektronik sangat mudah untuk disalahgunakan penggunaannya.
"Misalnya seperti saat ini, meski belum mendapat izin dan dijual resmi, rokok elektronik sudah banyak digunakan," ujarnya saat dihubungi Kompas Health, Selasa (5/8/2014).
Nikotin dalam rokok elektronik juga seharusnya dikurangi secara gradual. Namun, bila digunakan secara bebas tanpa resep penurunan dosis, maka jumlah nikotin yang digunakan akan terus sama, bahkan mungkin bertambah tanpa ada standar yang jelas.
Nikotin yang digunakan dalam jangka waktu yang lama akan terakumulasi dalam tubuh dan mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah, seperti penyempitan atau pengentalan darah. Jadi, meskipun jumlahnya jauh lebih sedikit, nikotin pada rokok elektronik juga sama bahayanya dengan rokok konvensional.
2. Asap
Meskipun dibakar secara elektronik, nikotin dalam rokok elektronik juga akan menimbulkan asap seperti halnya rokok konvensional. Asap diketahui bila diisap setiap hari akan memberikan dampak negatif bagi kesehatan karena memberikan paparan produk berbahaya.
3. Tidak hanya nikotin
Agus menjelaskan, cairan yang menjadi refill atau isi ulang untuk rokok elektronik tidak hanya mengandung nikotin, tetapi juga senyawa-senyawa kimia berbahaya lainnya. Senyawa-senyawa ini bersifat karsinogenik sehingga berpotensi memicu penyakit seperti kanker.
Sebagai dokter, Agus sendiri tidak menyarankan penggunakan rokok elektronik sebagai cara berhenti merokok. Sebaliknya, penggunakan permen, tablet isap, inhaler, tempelan (patch), dan spray lebih disarankan.
Sumber | Kompas
Ada sebagian orang memilih untuk menggunakan cara-cara tertentu pada masa peralihan hingga mereka benar-benar bisa melepaskan rokok.
Salah satu cara yang saat ini tengah populer baik di negara-negara maju maupun di Indonesia adalah dengan menggunakan rokok elektronik. Namun, cara ini juga masih menuai kontroversi karena bahayanya tidak jauh berbeda dengan rokok konvensional.
Seperti diketahui, rokok elektrik adalah sejenis rokok yang menggunakan tenaga listrik untuk pembakaran zat-zat didalamnya. Rokok elektrik diciptakan pertama kali oleh seorang farmasis di Tiongkok. Rokok tersebut menjadi sangat sangat populer, terutama dikalangan perokok baru dan mereka yang sedang mencoba untuk mengurangi risiko dari rokok konvensional.
Perangkat ini menjadi sangat populer sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 2005. Beberapa negara di Eropa bahkan sempat menyarankan perokok untuk beralih menggunakan rokok elektrik, bersamaan dengan dimulainya pelarangan merokok di ruang publik.
Menurut dokter spesialis paru dari RS Persahabatan, Agus Dwi Susanto, rokok elektronik bisa dikatakan merupakan cara "bahaya" untuk berhenti merokok. Ini karena rokok tersebut memiliki bahaya yang hampir sama dengan rokok konvensional, baik dari kandungan nikotin maupun senyawa-senyawa kimia lainnya.
Meskipun pada awalnya rokok elektronik diklaim efektif membantu orang berhenti merokok, tetapi kini penggunaannya tidak direkomendasikan. Setelah melewati sejumlah evaluasi, rokok elektronik memiliki beberapa bahaya, antara lain sebagai berikut.
1. Sering disalahgunakan
Agus mengatakan, bila digunakan secara benar, rokok elektronik memang bisa menjadi cara peralihan untuk berhenti merokok. Di sisi lain, rokok elektronik sangat mudah untuk disalahgunakan penggunaannya.
"Misalnya seperti saat ini, meski belum mendapat izin dan dijual resmi, rokok elektronik sudah banyak digunakan," ujarnya saat dihubungi Kompas Health, Selasa (5/8/2014).
Nikotin dalam rokok elektronik juga seharusnya dikurangi secara gradual. Namun, bila digunakan secara bebas tanpa resep penurunan dosis, maka jumlah nikotin yang digunakan akan terus sama, bahkan mungkin bertambah tanpa ada standar yang jelas.
Nikotin yang digunakan dalam jangka waktu yang lama akan terakumulasi dalam tubuh dan mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah, seperti penyempitan atau pengentalan darah. Jadi, meskipun jumlahnya jauh lebih sedikit, nikotin pada rokok elektronik juga sama bahayanya dengan rokok konvensional.
2. Asap
Meskipun dibakar secara elektronik, nikotin dalam rokok elektronik juga akan menimbulkan asap seperti halnya rokok konvensional. Asap diketahui bila diisap setiap hari akan memberikan dampak negatif bagi kesehatan karena memberikan paparan produk berbahaya.
3. Tidak hanya nikotin
Agus menjelaskan, cairan yang menjadi refill atau isi ulang untuk rokok elektronik tidak hanya mengandung nikotin, tetapi juga senyawa-senyawa kimia berbahaya lainnya. Senyawa-senyawa ini bersifat karsinogenik sehingga berpotensi memicu penyakit seperti kanker.
Sebagai dokter, Agus sendiri tidak menyarankan penggunakan rokok elektronik sebagai cara berhenti merokok. Sebaliknya, penggunakan permen, tablet isap, inhaler, tempelan (patch), dan spray lebih disarankan.
Sumber | Kompas
Ternyata Daun Zaitun, Merupakan Obat Pencegah Kanker
By Unknown 11.16 kanker , kanker payudara , Sehat , zaitun
ZAITUN dikenal sebagai salah satu sumber penghasil nutrisi yang baik untuk tubuh. Biasanya orang banyak mengenal minyak atau buah zaitun dalam olahan masakan. Bukan hanya buah dan minyaknya saja yang bermanfaat bagi Anda, tapi daun zaitun juga bisa dimanfaatkan bagi kesehatan.
Daun zaitun merupakan sumber sangat baik untuk anti-kanker. Senyawa apigenin dan luteolin merupakan sumber dari sinkonin agen anti-malaria. Dan oleuropein juga telah menunjukkan kemampuan protektif terhadap kanker payudara, demikian yang dilansir Foxnews.
Ekstrak daun zaitun juga bertindak sebagai anti-inflamasi. Seperti oksidasi, peradangan merupakan faktor kunci dalam penyakit kronis dan degeneratif. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa tambahan ekstrak daun zaitun dapat melindungi terhadap kerusakan saraf dan mungkin juga dalam kasus stroke.
Dalam dunia tanaman obat, penggunaan zaitun sebagi obat tanaman tradisional sudah dikenal sejak berabad-abad tahun lalu. Daun zaitun dianggap sebagai tonik pada zaman kuno, daun zaitun dan ekstrak daun zaitun muncul untuk mempromosikan kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan dan membantu menangkal berbagai gangguan kesehatan yang serius.
Meskipun buah dan minyak zaitun lebih populer ketimbang daunnya. Namun, banyak penelitian yang mengarah pada pemanfaatan daun zaitun sebagai salah satu warisan obat kuno yang harus dipelajari.
Sumber Okezone
Daun zaitun merupakan sumber sangat baik untuk anti-kanker. Senyawa apigenin dan luteolin merupakan sumber dari sinkonin agen anti-malaria. Dan oleuropein juga telah menunjukkan kemampuan protektif terhadap kanker payudara, demikian yang dilansir Foxnews.
Ekstrak daun zaitun juga bertindak sebagai anti-inflamasi. Seperti oksidasi, peradangan merupakan faktor kunci dalam penyakit kronis dan degeneratif. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa tambahan ekstrak daun zaitun dapat melindungi terhadap kerusakan saraf dan mungkin juga dalam kasus stroke.
Dalam dunia tanaman obat, penggunaan zaitun sebagi obat tanaman tradisional sudah dikenal sejak berabad-abad tahun lalu. Daun zaitun dianggap sebagai tonik pada zaman kuno, daun zaitun dan ekstrak daun zaitun muncul untuk mempromosikan kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan dan membantu menangkal berbagai gangguan kesehatan yang serius.
Meskipun buah dan minyak zaitun lebih populer ketimbang daunnya. Namun, banyak penelitian yang mengarah pada pemanfaatan daun zaitun sebagai salah satu warisan obat kuno yang harus dipelajari.
Sumber Okezone